June 23, 2013

Sajak : Kerana Dia Seorang Ayah


Di dalam kesunyian malam ,
Aku termenung ,
Melihat wajah lesu ayah
Tidur lena di sofa tamu
Ah , betapa dia begitu kuat bekerja

Terkadang aku merasakan
Ayah terlalu kuat bekerja
Tanpa menghiraukan kami adik beradik
Ayah pentingkan kerja dari kami
Terdetik rasa hati
Kecewa dengan ayah

Kian lama aku memerhati
Wajah kedut ayah
Wajah yang sering dilihat hanya pada waktu malam
Wajah yang sering dilihat ketika malam melabuhkan tirai
Wajah yang suci tanpa debu

Ayah , walau belai kasihmu aku tidak pernah rasai
Walau peluk ciummu tidak pernah aku dapatkan
Walau senyumanmu hanya untuk seketika
Walau makan minummu tidak mampu aku rapikan
Walau segalanya yang telah engkau lakukan
Aku tetap tidak mampu memahami
Perit pedih akan dirimu
Membesarkan kami sekeluarga

Mungkin aku belum merasakan
Segala kepayahan yang ayah rasakan
Demi mencari sesuap nasi
Untuk Kami dan
Bertapa ayah terpaksa korbankan segalanya
Untuk melihat kami hidup senang
Untuk melihat kami menjadi anak yang soleh dan solehah
Untuk melihat kami menjadi orang yang Berjaya

Ku usap ubun-ubun ayah
Banyaknya rambut putih
Ya , ayah telah tua
Namun , dia masih gigih bekerja
Kata ayah , dia tidak mahu menyusahkan sesiapa
Cukuplah dia sendiri merasakan
Liku-liku cabaran penuh duri

Akhirnya aku menangis jua ,
Ayah terjaga dari tidurnya
Melihatkan aku di sisi penuh setia
Ayah genggam tangan aku
Dalam getar di hati
Aku menyatakan juga
“ Ayah , maafkan saya ,”
Ayah tersenyum lantas memelukku
Dalam diam , dia juga mengalirkan air mata